See this page in: Inggris (English)
Guru Hindu Modern.
Banyak diantara penganut New Age (aliran Zaman Baru) menyatakan bahwa sewaktu kanak-kanak Yesus pergi ke India untuk belajar dari para guru agama Hindu. Menurut mereka, Ia kemudian kembali ke Israel dan melakukan mukjizat-mukjizat yang Dia pelajari dari para guru ini, dan menyampaikan ajaran-ajaran yang diperoleh-Nya dari mereka.
Pemikiran seperti ini sungguh tidak masuk akal.
Pertama-tama, ajaran Yesus mengenai Allah tidaklah bersifat panteistik (“semua adalah Allah”) sebagaimana yang dianut oleh para guru di India.
Yesus tidak pernah mengambil kutipan dari kitab Wedha agama Hindu, tetapi selalu dari Kitab Perjanjian Lama Yahudi yang menganut Yudaisme yang mengenal hanya satu Allah (baca Markus 12:29).
TIDAK ADA bukti sah yang menyatakan bahwa Yesus belajar di India.
Meskipun kitab Injil tidak menggambarkan secara lengkap mengenai masa kecil Yesus, namun ada bukti tidak langsung yang meyakinkan bahwa Ia tetap tinggal di tanah Palestina. Lukas 2:52 meringkaskan kehidupan Yesus sejak berusia 12 tahun: "Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia."
Yesus tentu saja adalah Allah dan juga manusia sekaligus. Sebagai Allah Dia adalah mahatahu (maha-mengetahui) dan maha-bijak; Dia tidak akan “bertambah hikmat-Nya” dari segi keilahian. Dari segi kemanusiaan-Nya, Ia mungkin bertambah hikmat sebagaimana juga dengan kanak-kanak Yahudi lainnya dengan belajar dari Kitab-kitab Perjanjian Lama (Mazmur 1:2) dan dengan belajar dari orang-orang yang lebih tua.
Di lingkungan masyarakat Yesus dikenal sebagai seorang tukang
kayu (Markus 6:3) dan anak seorang tukang kayu (Matius 13:55). Adalah merupakan suatu kebiasaan di kalangan masyarakat Yahudi bagi para ayah mengajarkan sesuatu keahlian kepada anak-anak mereka. Yusuf juga tentulah telah mengajarkan Yesus keahlian
bertukang karena Ia tinggal tetap di daerah Palestina. Keahlian ini senyatanya mempunyai peranan penting dalam kehidupan-Nya karena beberapa perumpamaan dan ajaran-Nya didasarkan pada pengalaman bertukang itu. Misalnya, Ia mencontohkan mengenai membangun rumah diatas batu dibandingkan dengan diatas pasir (Matius 7:24-27).
Lukas 4:16 adalah kata kunci untuk menolak pemikiran bahwa Yesus pergi ke India. Pada awal tiga tahun pelayanan-Nya, Yesus "datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab." Yesus dibesarkan di Nazaret, bukan India, dan kebiasaan-Nya mengunjungi rumah ibadat (sinagoga), bukan kuil Hindu.
Dalam kisah tersebut selanjutnya, ketika Yesus selesai membaca, "Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: 'Bukankah Ia ini anak Yusuf?'" (Lukas 4:22). Mereka yang berada di rumah ibadat itu mengenal Yesus sebagai penduduk setempat.
Perlu juga dicatat bahwa Yesus membaca dari Kitab Perjanjian Lama. Kitab Perjanjian Lama, yang dihargai oleh Yesus (baca Matius 5:18), yang mengingatkan orang agar menjauhkan diri dari allah-allah dan ajaran agama palsu (Keluaran 20:2-3; 34:14; Ulangan 6:14; 13:10; 2 Raja-Raja 17:35)—ini tentu mencakup Hinduisme. Perjanjian lama dengan tegas membedakan antara ciptaan dan Sang Pencipta, berbeda dengan ajaran panteisme Timur (Hindu), dan mengajarkan perlunya penebusan, bukan pencerahan.
[ Jika informasi ini berguna, pertimbangkanlah dalam doa untuk memberi sumbangan guna membantu pembiayaan agar pelayanan membangun iman ini tetap tersedia bagi Anda serta keluarga! ]
Author: Dr. Ron Rhodes of Reasoning from the Scriptures Ministries.
Translated by: Mangalan
ChristianAnswers.Net
Christian Answers Network
PO Box 577
Frankfort KY 40602
|